Thursday, June 10 2010
Warung sate H. Gendut..
Today is a kind of special day to me. I went to a movie tonight, watched an Indonesian brilliant movie, titled “Minggu Pagi di Victoria Park”. No.. I won’t tell you a review of this movie, but I wanna tell you how this movie affected me. Ini film tentang TKW yang di Indonesia “dielu-elukan” sebagai pahlawan devisa. Saya tahu, dan banyak mendengar berbagai cerita tentang TKW, tentang senang dan sedihnya mencari uang di negri orang, tentang bagaimana mereka berjuang demi menghidupi keluarga yang di kampung, tentang berbagai perlakuan kasar bahkan sampai menghilangkan nyawa para majikannya, tapi hampir semua cerita yang saya dengar hanya mampir sejenak menggelitik kuping saya, setelah itu.. blasssshhh, hilang begitu saja. Tapi tidak dengan film ini, saya seakan-akan bisa mengerti perasaan mereka. Seakan-akan saya tahu permasalahan mereka. Seakan-akan saya tahu beban hidup yang mereka tanggung. Buat saya, ini film yang berhasil. Terutama berhasil membuat saya menjadi sangat gundah.
Selain bisa traveling keliling dunia, Seumur hidup saya juga bercita-cita ingin bisa membantu orang banyak dengan semua kemampuan yang saya miliki. Tapi jujur, sampai detik ini semua masih mengambang, tentang hal “real” apa yang bisa saya lakukan untuk orang lain. Dan malam ini, semua yang mengendap dalam pikiran saya, menyeruak begitu saja.. berdempet-dempetan menunggu giliran terealisir.. Saya ingin suatu saat nanti bisa membuka sekolah untuk orang-orang yang kurang mampu, memajukan pemikiran mereka, agar bangsa kita tidak melulu menjadi pembantu di negri orang. Suatu saat saya ingin membuat perusahaan yang mempekerjakan orang-orang kreatif yang kurang mampu, agar mereka bisa meningkatkan taraf hidup mereka dan tak perlu meninggalkan keluarga mereka untuk menjadi pembantu di negara lain.
Ada quote yang saya ambil dari film inspirasional Laskar Pelangi, “Banyak-banyaklah memberi, jangan banyak menerima". Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Memberi tidak hanya berupa uang atau dalam bentuk materi, memberi juga bisa berupa waktu, tenaga, kesempatan, ide, meminjamkan telinga untuk mendengar..Walaupun sedikit, saya meyakini ada kenikmatan tersendiri yang saya rasakan ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain. Bahagia. Ya.. bahagia..
Seorang teman baik saya bilang, kalau yang paling sulit adalah menumbuhkan inspirasi. Inspirasi untuk membuat hidup lebih baik, terdengar klise memang, tapi itulah gunanya inspirasi saya rasa. Inspirasi tidak datang begitu saja. Inspirasi lahir mungkin melalui seorang tokoh, orang sekitar kita, pengalaman hidup, music yang didengar, atau mungkin film yang dilihat. Ayah saya adalah inspirasi saya. Dia mengajarkan begitu banyak hal baik kepada saya. Saya bangga, kagum, dan ah entahlah.. dia segalanya buat saya.. dia selalu membagi pengalamannya, baik yang menyenangkan ataupun tidak kepada saya agar menjadi pelajaran untuk saya di kemudian hari..
Film Minggu Pagi di Victoria Park ini mampu menyampaikan pesannya dan sangat memberikan inspirasi kepada saya, dan mungkin orang lain yang menontonnya..tentang kecintaan mereka terhadap keluarganya sehingga mau berjuang di negri orang. Inspirasi yang menumbuhkan semangat dan keinginan kuat saya untuk bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain.
Salut untuk pekerja-pekerja Indonesia, terutama untuk para perempuan kuat yang mau berjuang mempertaruhkan nilai tinggi keutuhan sebuah keluarga. Saya yakin suatu saat perjuangan kalian tidak akan sia-sia. Salut untuk semua orang yang terlibat dalam pembuatan film ini.
Hey kalian.. film kalian berhasil buat saya
Semoga suatu saat saya akan cepat terwujud. Amin…
ps: sorry baru bisa dipost sekarang.. :)
gambar dipinjam dari mbah google.
rumah stroberi
tangkuban perahu
tangkuban perahu
{16 dscale top}{seconhand shredded jeans}{bunga necklace}
boscha
